Pada prinsipnya, hampir seluruh proses hukum itu, baik itu perdata, maupun pidana, adalah merupakan adu argumentasi hukum, yang tentunya mengikuti kaidah-kaidah logika (hukum). Entah itu surat gugatan, jawaban, replik, duplik, pembuktian, kesimpulan, dakwaan, eksepsi, pledoi, dst… semuanya merupakan adu argumentasi hukum. Hal tersebut merupakan keniscayaan karena, sistem peradilan kita memang menggunakan sistem adversari (adversary system), dimana pihak-pihak berperkara adu kuat argumentasi, dengan mana, pembuktian mengikuti argumentasi yang dibangun.
Hal ini perlu disadari masyarakat umum, bahwa proses hukum, itu menggunakan logika hukum. Sehingga, pertama, perlu dipahami bahwa logika yang digunakan bersifat khas untuk hukum. Kedua, lawyer maupun pihak berperkara perlu memahami bahwa karena itu untuk menghindari penggunaan argumentasi-argumentasi yang tidak bersifat hukum.
Memahami masalah ini, akan membantu lawyer, ketika menangani perkara client nya, untuk membangun strategi berperkara dengan baik, tidak asal-asalan. Memiliki alur berperkara yang kuat, bisa membangun pertahanan maupun serangan yang baik dalam proses persidangan. Sering kami jumpai bagaimana bahkan lawyer senior pun, tidak banyak menguasai ketrampilan berlogika atau berargumentasi yang mengikuti kaidah-kaidah logika yang baik. Sehingga dalam proses persidangan, terkesan asal ngeyel, asal ngotot, namun tidak mengenai pokok perkara atau isu utama dari masalah yang ada.
Menguasai logika hukum, akan mudah untuk menyerang argumentasi lawan, maupun bertahan dari serangan argumentasi lawan. Dimana ujungnya adalah keberhasilan membela kepentingan client dgn baik, atau lebih jauh lagi, mampu menegakkan kebenaran dan keadilan. Tanpa penguasaan logika hukum yang baik, berperkara hanya akan seperti tindakan spekulasi, untung-untungan menang dan kalah saja.
Ketidakpahaman atau kealpaan seorang lawyer dalam hal logika hukum ini, sebenarnya sangat kentara ketika berkomunikasi dengan client. Perhatikan saja apakah apa yang disampaikannya itu runut, sistematis, atau justru melompat-lompat tidak jelas? atau tanyakan langkah-langkah konkret yang akan ditempuhnya dalam menyelesaikan perkaranya? atau bagaiman strategi yang akan digunakannya seperti apa.